Ibu baru selesai menyiapkan makan siang ketika Teti datang
dengan terengah-engah.
“Bu, Bu! Lihat ulangan Bahasa Inggrisku dapet nilai 95”
ucapnya seraya menyodorkan kertas ulangannya. “wah, bagus Tet, tapi bukannya
kamu ndak bisa ya sama pelajaran Bahasa Inggris ? kok bisa dapet 95?” ujar ibu
yang kaget dan tak percaya. “yeh si ibu, kalo Teti dapet jelek diomelin kalo
dapet bagus, ibu nggak percaya! Ih, sebel deh sama ibu” kata Teti dengan sewot.
“bukan begitu maksud ibu Tet, ibu Cuma takut kamu ngerjakannya nggak jujur”
“ah, udah deh bu! Teti capek, Teti sebel sama ibu” ucap Teti sambil mulai
meninggalkan ibu. “eh eh, sebel sih sebel tapi makan dulu dong -_-” ucapan ibu
kali ini tak mendapat respon dari Teti.
Teti membanting tasnya dan kemudian merebahkan tubuh
mungilnya diatas ranjang. “tapi emang bener sih omongannya ibu :/ aku ngerjain
ulangannya nggak jujur. Tapi, itu semua kan demi ibu. Biar ibu seneng
dan nggak malu” ucapnya pada boneka
teddy kesayangannya.
Esoknya ketika di
sekolah. Teti dipanggil oleh guru Bahasa Inggrisnya, Bu Nency. Bu Nency adalah
guru yg mengetahui bahwa teti tidak jujur dalam mengerjakan soal ulangan.
“Teti, ibu lihat nilai ualngan bahasa inggrismu sangat tinggi bahkan tertinggi di kelasmu” tanya bu
nency memulai permbicaraan. “eh eh, iya
bu” jawab teti gugup. “nah, karena nilai bahasa inggrismu bagus. Ibu
akan mendaftarkan kamu ke speech contest, yg akan diadakan di sekolah minggu
depan. Gimana?” “hah?? Speech contest bu?” jawab teti spontan dengan mata terbelalak.
“iya, kenapa? Kamu takut?” ujar bu nency dengan nada sedikit meledek. “Iya bu,
saya takut nggak bisa” ucapnya dengan wajah yg sedikit pucat. “kalo ulangan aja
kamu bisa. Otomatis kamu bisa dong buat ikut lomba itu. Pokonya saya nggak mau
tau, kamu harus ikut lomba itu teti!” kata bu nency dengan nada tinggi,
sekaligus mengakhiri pembicaraan mereka berdua.
Bel pulang tlah berbunyi. seluruh siswa yg ada di sekolah
itu berhamburan kesana kemari ingin segera pulang, untuk mengisi perut yg
sedari tadi sudah mengadakan konser lagu keroncongan. Tapi tidak dengan teti,
ia duduk sendirian disudut taman. Sambil memikirkan obrolannya dengan bu nency
tadi. “gimana ya? Aku kan nggak bisa bhs inggris. Nggak mungkin aku ikut speech
contest. Nanti bukannya ngebanggain malah malu maluin -_-” ucapnya gelisah,
pada dirinya sendiri. Tiba-tiba daris, yg secara diam-diam mendengar ucapan
teti datang menghampirinya. “eh tet, kamu gabisa ikut speech itu. Kamu kan
nggak bisa bhs inggris. Ngaku aja deh! Dari pada malu seumur hidup!” katanya
secara tiba-tiba. “eh apaan sih kamu! Sana sana pergi!!”ucap teti sambil
mendorong daris pergi. “kamu pembohong tet, kamu bakalan nyesel”
***
Teti masih mengingat-ingat ucapan daris yg tadi. “bener juga
sih, apa kata daris. Tp, aku bakalan malu juga kalo temen-temen sm ibu tau kalo
aku nggak jujur. Mungkin aku harus mengakui semua kebohongan ini! Aku nggak mau
hidup terlilit kebohongan. Aku pengen jujur, ya! Besok aku bakalan jujur tentang ini semua ke ibu, bu nency, dan
teman-teman” ucapnya semangat.
***
Esok paginya, ia berbicara jjujur kpd ibunya tentang nilai
ulangan itu. “bu, sebenarnya teti memang nggak jjujur soal ulangan bhs inggris
itu” ungkap teti. “dari awal ibu sudah menduganya! Kenapa kamu lakukan itu tet?
Kamu sudah bikin ibu malu! Nanti di sekolah kamu harus minta maaf sm semuanya
!” ujar ibu marah tanpa ampun. “ba ba baik bu..” jawab teti pasi. “lain kali
jangan kamu ulangi lagi! Awas kalo tau kamu nggak jujur lagi, ibu kurung kamu
di kamar!” (galak bener ibunya -_-) “iya buu..” ucap teti sambil berpamitan
kepada ibunya.
***
Selama perjalanan mejuju sekolah, teti dihantui oleh rasa
takut. Ia takut dimarahi oleh guru-gurunya dan dimusuhi oleh teman-temannya.
Tapi apa boleh buat, semua itu buahl dari kesalahannya sendiri.
***
Ketika sampai di sekolah, teti langsung menghampiri bu
nency. Dan menjelaskan semua kebohongan yg telah ia perbuat. “permisi bu nency,
saya mau bilang sesuatu” ucapnya gugup. “iya tet, ada apa?” “begini bu,
sebenarnya nilai ulangan bhs inggrisnya saya itu ndak murni. Saya nggak jujur
bu, saya pantas di hukum. Saya menyesal bu. Maafkan saya” ujarnya mengungkapkan
yg sebenarnya. “iya tet, memang dari awal ibu sudah tau. Apa alasan kamu tidak
jujur?” tanya bu guru “saya hanya ingin membanggakan ibu. Jadi, saya berbohong
demi ibu” ucapnya sambil mulai menitikkan air mata. “ibu mengerti maksud
kamu tet, tapi seharusnya kamu tidak melakukan hal itu. Seharusnya, kamu
belajar giat. Bukan menyontek” “iya bu saya mengerti saya salah. Saya minta
maaf. Dan saya ingin mengikuti ulangan susulan. Kali ini saya akan memberikan
yg terbaik dan jujur” janji teti. “iya ibu maafkan, sekarang kamu masuk kelas
sebentar lagi bel aka berbunyi” “iya bu”jawab teti singkat.
***
Kejadian itu, takkan pernah terlupakan oleh teti. Kini teti
tlah berubah, ia menjadi anak yg patuh, rajin, pandai, dan jujur. Sebuah
kebohongan yg dia buat. Kini tlah menjadi motivasi baginya,untuk terus
melangkah maju.
~ini cerpen karyaku :) asli tanpa campur tangan orang lain! terserah apa pendapat kalian, yang penting ini murni karyaku :)
meskipun menurut penilaian ku ini jelek, ndak mutu and blablabla~ tapi setidaknya aku akan menghargai cerpen ini ;) karena cerpen ini "My Handwriting" :)
kritik dan saran terbuka untuk kalian semuaa :)
thanks for all :)
Apa amanat/pesan yang akan kamu sampein di cerpen ini?
BalasHapusjangan pernah berbohong meskipun itu demi kebaikan sekalipun. karena sesungguhnya tuhan membenci seorang PEMBOHONG. dan akan membuka kebohongannya secara perlahan.
BalasHapusPenyesalan selalu dtg diakhir :) kalo diawal namanya pendaftaran :D