Jumat, 06 Juni 2014

Yang Berkesan Di Akhir Tahun

 Merencanakan kegiatan yang besar memanglah tidak mudah. Apa lagi dengan peserta yang lebih dari 200 orang. Bukanlah angka yang kecil. Ketakutan akan keselamatan para peserta, adalah resiko terbesar yang dipikul masing-masing panitia. Dan itulah yang kurasakan saat aku juga tergabung dalam panitia kegiatan Kemah Besar Bermi 2013. Persiapan yang kami lakukan untuk keberhasilan kegiatan tersebut sudah maximal. Berangkat pagi –pulang petang. Itulah yang kami rasakan selama hampir dua minggu.

Aku tak pernah mengeluh, kunikmati saja hari demi hari yang kulalui. “Kemah besar kali ini harus sukses!” demikian tekad para anggota DKP PRAMSAMA. Kami akan menunjukkan, bahwa PRAMSAMA bukanlah anak nakal yang tergabung dalam sebuah organisasi. Karena kami memang tidak nakal. Tapi berani, berani karena benar.
Rencana kegiatan sudah siap pada H – 12. Menandakan bahwa ‘kami benar-benar bekerja keras dan bersungguh-sungguh’
Minggu terakhir menjelang Kemah Besar, aku lebih banyak menghabiskan waktuku di kelas 9G untuk membantu menata barang, daripada di kelasku. Merelakan tidak ikut menyalurkan narsismeku bersama teman-teman ketika classmeet. Ya, sudah bukan rahasia lagi jika setiap classmeet aku dan teman-temanku, juga kakak kelasku, dan sepertinya adik kelasku juga begitu. Tapi aku tak sendirian di 9G, banyak juga DKP yang menetap di 9G untuk membantu proses penataan barang. Hanya demi ‘Kesuksesan Kemah Besar’
Perjuangan kami tidak semulus jalan tol. Ada beberapa masalah yang menimpa kami saat mendekati Kemah Besar. Kami harus rela kehilangan tiga orang panitia dengan alasan yang berbeda-beda. Kehilangan tiga panitia, bukanlah hal yang mudah. Kami harus mengatur ulang susunan panitia dalam setiap rencana kegiatan.
Meskipun harus kehilangan tiga orang panitia, semangat kami untuk menyukseskan Kemah Besar tak pernah goyah. Karena kami Pramuka. Dengan tekad kami yang tinggi dan lurus, seperti hal nya sebuah pohon kelapa.
Akhirnya, tibalah hari itu. Hari dimana kami akan melatih kemandirian para peserta selama tiga hari. Bangga rasanya, saat melihat adik-adik kelasku bisa mendirikan tenda sendiri, walaupun ada beberapa yang masih dengan sedikit bantuan panitia. Mungkin, inilah perasaan yang dirasakan oleh seorang guru ketika melihat muridnya berhasil. Sejurus kemudian, mataku tertuju pada kesan & pesan salah seorang peserta.
Dengan ikut Pramuka, aku bisa mengambil shuttlecoock yang menyangkut di genteng dengan menyambung tongkat pramuka dan cikrak menggunakan simpul pangkal”
Sederhana, tapi kreatif. Sekali lagi aku bangga sebagai anggota dari PRAMSAMA. Kebanggaanku ini, juga mewakili kebanggaan dewan yang lain.
Pagi itu kami sudah bersiap menuju air terjun. Tapi tiba-tiba hujan turun menghentikan rencana kami menuju wisata yang paling ditunggu di Kemah Besar. Untungnya 2 jam kemudian hujanpun reda. Alhamdulillah…
Perjalanan rombongan kami menuju ke air terjun diwarnai dengan senyuman dan sorakan yel-yel Pramsama yang menggema di segala penjuru.
Pramsama… Jaya!
                Pramsama… Wayakumateri!
                Pramsama… Ajutidadar Jempolan!
Sayangnya, waktu kami di air terjun sangatlah singkat karena hujan sudah terburu-buru untuk turun. Udara dingin di Bermi ditambah dengan guyuran air hujan, cukup bisa membuat seseorang menggigil. Tapi tidak untuk kami. Hangatnya hubungan kekeluargaan di Pramuka, begitu terasa kala itu. Bahu-membahu menuruni jalan setapak yang semakin licin terkena tetesan air hujan. Bahkan tak jarang ada yang jatuh terpeleset. Ya, itulah pengalaman. Guru yang paling berharga.
Pada malam terakhir, hujan deras kembali mengguyur Bumi Perkemahan Bermi. Akibatnya, satu-persatu tenda peserta kebanjiran dan roboh. Hingga harus diungsikan ke rumah besaran. Memang mengerikan. Sekali lagi, itulah pengalaman.
Selesai sudah latihan kemandirian bagi para peserta sekaligus berakhirlah perjuangan panitia dalam Kemah Besar. Senyum kami mengembang, melihat hasil kerja keras kami. Meskipun ada sedikit kendala, tapi Alhamdulillah bisa kami atasi.
            Itulah PRAMSAMA. Kami bukanlah sekedar organisasi, tapi juga ‘Keluarga’ dan kekeluargaan seperti kami, sulit dicari.

Thanks for all :) ~NabillaYashinta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar